Tuhan Egoiskah Menjadi Manusia Pribadi Bahagia


Sebelumnya simak dulu :  Sindrom Omong Kosong bohong nglomboni

http://8rahasia.blogspot.com/2018/01/tuhan-egoiskah-menjadi-manusia-pribadi.html.

"Banjak pikiran, banjak pemikiran, karena senang, terbiasa, atau terlanjoer poenja pikiran-pikiran. Semakin toea, semakin banjak pikiran, semakin banjak pikiran maka semakin membingoengkan. Jika soedah bingoeng, maka berkoeranglah derajat kebahagiaan itoe...."
.
Ada baiknya untuk memilah milih beban kuantitas dan kuantitas pikiran. Tujuannya menempatkan "right thing on the right place", supaya pikiran tidak menumpuk, stress terhindari, dan kebahagiaan dalam hati terjaga. Yang demikian adalah yang paling efektif, karena menjaga suasana hati itu mutlak perlu dalam menjaga semangat diri dalam kehidupan sehari-hari. ( Mitos fakta masa kecil dulu )

Pun demikian, ada juga manusia manusia yang bagai dicipta Tuhan dengan anus tapi tanpa otak. Orang-orang ini bagai hidup tapi tanpa punya pikiran. Mereka bagai hidup tanpa berpikir, tapi membuat orang lain memikirkannya, berpikiran tentangnya, terbebani olehnya, jadi susah hidupnya. Orang-orang macam ini entah hidup karena apa-oleh apa, tapi dengan pastinya akan selalu dan senantiasa menyusahkan orang lain.
.
Menjadi egois barangkali adalah salah satu kunci menemukan bahagia karena dengan memikirkan tentang hal lain akan menambah beban pikiran. Tapi punyai pemikiran: "Bahwa yang terpenting adalah aku, kebutuhanku, keinginanku, kemauanku, keadaanku, segala tentang aku", adalah godaan setan yang ingin menjadikan diri bagai berhala. Percayalah, dirimu bukan pusat semesta, kau bukan Tuhan yang wajib diutamakan duluan, dan 


Thx my friend : ( Arief Bona )
loading...

Artikel Terkait

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►