Selalu Hadirkan hati dalam Sholat ibadahmu

Selalu Hadirkan hati dalam Sholat ibadahmu,HADIRKAN HATI DALAM SHALAT


Simak dan resapi...
Rasulullah bersabda; "Adakalanya orang-orang bershalat, namun tidak diterima darinya setengahnya atau sepertiganya atau seperlimanya atau seperenamnya atau sepersepuluhnya. Sesungguhnya shalat yang diperhitungkan bagi seseorang hanyalah sekadar yang dikerjakannya dengan sadar." (HR Ahmad)
Shalat yang dikerjakan setengah sadar atau tanpa kesadaran tidak diterima pahalanya di sisi Allah. Tidak ada pengaruhnya terhadap tingkah laku dan perbuatannya. Itulah sebabnya ketika hendak shalat kita harus sadarkan diri dulu, jangan mendekati shalat dalam keadaan mabuk.
Dalam hal ini salah seorang ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud mabuk dalam konteks ayat ini bisa mabuk karena minuman keras, atau mabuk karena cinta kepada dunia. Tidak sedikit orang yang sedang mengerjakan shalat tapi sambil membuat program setelah selesai shalat. Mereka membuat rencana ke sana atau ke sini bahkan mengkalkulasi untuk ruginya. Itu dikerjakan ditengah-tengah melaksanakan shalat. Itulah diantara yang disebut mabuk.

Sebaiknya kita kejakan shalat pada saat betul-betul sudah siap mental untuk meninggalkan segala urusan duniawi. Jika sudah disuguhi makan, maka makanlah terlebih dahulu. Lebih baik makan sambil ingat shalat, daripada shalat sambil mengingat makan.
Rasulullah pernah bersabda: "Bila kamu shalat, jadikanlah itu seolah-seolah shalatnya orang yang mengucapkan selamat tinggal." (HR Ibnu Majah, Hakim dan Baihaqy)
Begitu takbiratul ihram seolah-olah kita katakan selamat tinggal diriku, selamat tinggal hawa nafsuku, selamat tinggal keluargaku, selamat tinggal duniaku. Kini aku sedang menuju kepada jalan Allah. Aku sedang akan menemui-Nya.

Hati kita, jiwa kita sepenuhnya kita hadapkan kepada Allah. Kini seakan-akan kita telah memenuhi panggilan Allah: Hai manusia sesungguhnya kamu bekerja keras menuju Tuhanmu dan kamu pasti menjumpai-Nya (QS.84:6)

Ketika shalat hendaklah disadari bahwa sesungguhnya kita sedang berhadapan dengan Allah, berbincang-bincang dengan-Nya. Surat atau ayat yang kita baca, demikian juga doa yang kita lantumkan adalah perkataan kita kepada-Nya. Alangkah bodohnya bila kita membaca surat sedang kita tak mengerti maksudnya, tak juga menghayatinya.

Nabi pernah mengerjakan shalat dan didalamnya beliau melewatkan satu ayat. Ketika mengakhiri shalatnya beliau bertanya: Apa yang kubaca tadi? Para jamaah diam semua kecuali Ubay bin Ka'ab yang berkata: "Anda tadi membaca surat anu dan meninggalkan ayat anu. Kami tidak tahu apakah ayat tersebut telah dinashakhkan atau di tarik kembali." Beliau bersabda: "Engkaulah yang benar wahai Ubay." Kemudian beliau ucapannya kepada para sahabat lainnya: "Mengapa ada orang yang menghadiri shalat dan memenuhi barisan, sedangkan Nabi mereka ada diantara mereka, sementara mereka tidak memperhatikan ayat-ayat kitab Allah yang dibacakan kepada mereka ? Ketahuilah, Bani Israel telah berbuat seperi kalian, maka Allah mewahyukan kepada Nabi mereka agar mengatakan: "Kalian hadirkan untuk-Ku ucapan-ucapan kalian, tetapi jiwa-jiwa kalian jauh dari-Ku. Sungguh sia-sia perbuatan kalian." (HR.Nasai)
loading...

Artikel Terkait

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►