Lanjutan : Artikel Makalah Sampah Pemanfaatan Daur Ulang..
II. Bagian 2 tentang sampah..
Akibat Pembakaran sampah Terhadap Kesehatan Akibat Pembakaran Sampah di Pekarangan Rumah Tangga dan Pembakaran,Kebakaran Hutan Terhadap Kesehatan kita Oleh: Yohan Sumaiku |
Pendahuluan
Mungkin
sudah sering sekali orang menulis mengenai topik ini. Meskipun begitu saya
mencoba memberanikan diri untuk menulis topik ini untuk memberikan tambahan
informasi bagi para pakar yang sudah mengetahuinya. Tulisan ini ingin sekedar membicarakan masalah kita bersama dimana pembakaran sampah diudara terbuka bisa memberikan dampak kesehatan karena gas gas racun (dioksin dan furan) yang diproduksi dari pembakaran sampah tersebut.
Tulisan ini juga disertai beberapa usulan usulan yang mungkin sebahagian sudah dijalankan oleh kita.
Sampah rumah
tangga yang dibakar di udara terbuka
Sebuah
keluarga didaerah yang jauh dari kota besar di Amerika (daerah rural) yang
beranggotakan empat orang membakar sampah rumah tangga mereka didalam drum
dipekarangan belakang rumah mereka. Asap pembakaran sampah ini (catat: dari
satu rumah tangga) menghasilkan racun udara dioksin dan furan yang sama
banyaknya dengan racun udara yang dikeluarkan oleh mesin pembakar sampah rumah
tangga (biasa disebut Municipal Waste Combustor, atau MWC, atau incinerator)
yang sanggup melayani puluhan ribu rumah tangga. Ini adalah praktek biasa
sehari hari yang dilakukan oleh masyarakat Amerika didaerah rural. Laporan dari
U.S. Environmental Protection Agency (US-EPA) dan Departemen Kesehatan Negara
Bagian New York mengatakan bahwa pembakaran sampah rumah tangga didalam
pekarangan adalah salah satu sumber polusi yang paling parah di Amerika. Dari hasil penelititan yang intensif dalam beberapa tahun terakhir ini dikatakan bahwa pembakaran sampah rumah tangga pada kondisi pembakaran dan suhu yang rendah dapat menimbulkan gas racun dioksin dan furan, demikian dikatakan oleh Paul Lemieux, Ph.D., salah seorang peneliti dari National Risk Management Research Laboratory, US-EPA.
Pengukuran emisi dari pembakaran sampah rumah tangga didalam sebuah drum berukuran 200 liter telah dilakukan di Carolina Utara ditempat percobaan fasilitas pembakaran dari EPA. Sampah yang dibakar adalah sampah yang biasanya dibakar oleh sebuah rumah tangga yang terdiri dari surat kabar bekas, buku, majalah, surat, karton, karton susu, sampah makanan, beberapa jenis plastik, kaleng dan botol. Oli gemuk, minyak bekas, ban bekas, dan bahan cat atau bahan rumah tangga yang bersifat bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak diikut sertakan didalam percobaan tersebut.
Akibat Pembakaran sampah Terhadap Kesehatan
Sesudah itu, hasil pembakaran percobaan ini dibandingkan dengan hasil pembakaran dari alat pembakaran rumah tangga yang terkendali (MWC/incinerator) yang menghasilkan dioksin yang lebih kecil daripada yang ditetapkan oleh EPA. Ternyata hasil pembakaran rumah tangga ini menghasilkan senyawa polychlorinated seperti dioksin didalam jumlah yang sangat jauh lebih besar daripada hasil pembakaran alat MWC yang sanggup melayani puluhan ribu sampah rumah tangga.
Dibanyak daerah di Amerika Serikat, pembakaran sampah diudara terbuka sudah dilarang. Daerah yang masih diperbolehkan membakar sampah diudara terbuka adalah daerah rural.
Racun udara dioksin dengan jelas memperlihatkan efek kesehatan terhadap binatang percobaan seperti pada gangguan fungsi daya tahan tubuh, kanker, perubahan hormon, dan pertumbuhan yang abnormal.
Dioksin dan Furan,
dan dampaknya terhadap kesehatan.
Dioksin
adalah istilah yang umum dipakai untuk salah satu keluarga bahan kimia beracun
yang mempunyai struktur kimia yang mirip serta mekanisma peracunan yang sama.
Keluarga bahan kimia beracun ini termasuk (a) Tujuh Polychlorinated Dibenzo
Dioxins (PCDD); (b) Duabelas Polychlorinated Dibenzo Furans (PCDF); dan (c)
Duabelas Polychlorinated Biphenyls (PCB). PCDD dan PCDF bukanlah produk kimia
yang dikomersilkan, tetapi produk sampingan yang secara tidak sengaja terjadi
didalam banyak proses pembakaran dan beberapa proses industri kimia. PCB dengan
sengaja diproduksi secara komersil dalam jumlah besar sampai produksi tersebut
dilarang ditahun 1977. Di Amerika Serikat, tingkat dioksin sudah menurun terus
sejak awal tahun 1970-an sebagai akibat dari aksi aksi pembersihan serta
peraturan dari negara bagian dan pusat. Meskipun begitu, tingkat dioksin yang
ada sekarang masih harus tetap menjadi perhatian. Dioksin bersifat ada terus menerus (persistent) dan terakumulasi secara biologi (bioaccumulated), dan tersebar didalam lingkungan dalam konsentrasi yang rendah. Tingkat konsentrasinya rendah, sampai parts per trillion (satu per 10 pangkat 12), terakumulasi sepanjang kehidupan dan ada terus bertahun tahun, walaupun tidak ada penambahan lagi kedalam lingkungan. Hal ini bisa meningkatkan risiko terkena kanker dan efek lainnya terhadap binatang dan manusia.
Dioksin termasuk kedalam kelas bahan yang bersifat carcinogen (yang menyebabkan kanker). Efek samping dioksin terhadap binatang adalah perubahan sistim hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penekanan terhadap sistim kekebalan tubuh. Efek samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan kode keturunan (marker) dari tingkat pertumbuhan awal dari hormon. Pada dosis yang lebih besar bisa mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut `chloracne.'
Dioksin dapat terdeteksi di udara, tanah, lapisan sedimen dan makanan. Dioksin ditranspor terutama melalui udara dan terkumpul dipermukaan tanah, bangunan, jalanan, kaki lima, air dan daun daunan. Kebanyakan dioksin berasal dari produksi sampingan dari suatu pembakaran.
Akibat Pembakaran sampah Terhadap Kesehatan
Dioksin banyak dikeluarkan oleh sumber sumber sbb.:
- Tempat pembakaran sampah
perumahan (MWC, incinerator)
- Pembakaran sampah rumah tangga
dipekarangan/udara terbuka
- Pemakaian kayu bakar untuk masak
- Kebakaran hutan
- Tempat pembakaran bekas alat alat
kedokteran
- Peleburan tembaga tahap
kedua
- Tempat pengeringan semen di
pabrik semen (cement kiln)
- Pembangkit listrik tenaga
batubara
- Pemutihan (dengan bahan khlor)
bubur kayu dipabrik pembuatan kertas
Disamping dioksin dan furan, pembakaran sampah didalam udara terbuka juga menimbulkan kabut asap yang tebal yang mengandung bahan bahan lainnya seperti partikel debu yang kecil kecil yang biasa disebut particulate matter (PM) serta bahan bahan racun lainnya. Particulate Matter ini bisa berukuran 10 mikron (kira kira sama dengan rambut kita yang dibelah tujuh), biasa disebut PM10. Alat saring pernafasan kita tidak sanggup menyaring PM10 ini, sehingga PM10 ini bisa masuk kedalam paru paru kita dan bisa mengakibatkan sakit gangguan pernafasan (astma dan paru paru, dlsb.)
Masalah Kita
Bersama
Kita
masih banyak melihat pembakaran sampah dipekarangan rumah rumah tangga setiap
hari, dan ini kelihatannya merupakan hal yang biasa. Apabila kita terbang
dengan pesawat udara dari Jakarta kedaerah lain, ketika pesawat mau naik atau
mau mendarat, kita melihat banyak sekali halaman halaman rumah penduduk
membakar sampah mereka. Bisa kita bayangkan berapa banyak polusi udara yang
ditimbulkan setiap harinya dari hasil pembakaran sampah ini. Didalam jangka waktu yang pendek, kelihatannya cara cara ini lebih praktis dan lebih mengirit ketimbang harus menjalankan proses daur ulang yang panjang.
Didalam jangka waktu yang panjang, cara cara seperti ini sebenarnya lebih merugikan individu yang bersangkutan, komunitas, dan negara secara keseluruhan. Polusi yang kelihatannya sedikit ini, lama lama menjadi bukit. Polusi ini perlahan lahan akan membuat sebagian orang yang seharusnya hidup sehat menjadi sakit, antara lain sakit gangguan pernafasan (astma, paru paru dll.). Orang orang tersebut yang seharusnya bisa bekerja 8 jam per hari tanpa sakit sepanjang tahun, bisa bekerja kurang dari 8 jam per hari dan sakit beberapa hari per tahunnya. Orang tersebut dirugikan karena kehilangan upah hariannya ditambah harus keluar biaya membayar mantri/dokter dan membeli obat. Disamping itu, masih ada lagi kerugian lainnya bagi individu yang sakit itu. Dia kehilangan kenikmatannya dimana dia seharusnya bisa menikmati hari liburnya (misalnya Sabtu dan Minggu) bersama anak dan isterinya, karena sakit, harus diam dirumah. Kehilangan kenikmatan sejenis ini, kalau kita mau, masih bisa digambarkan dalam bentuk uang. Secara keseluruhan negara juga dirugikan karena mempunyai rakyat yang sebagian tidak bisa kerja efisien karena sakit. Ditambah lagi negara harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengurus dan mengobati rakyat yang sakit gangguan pernafasan. Belum lagi dihitung biaya pengobatan untuk rakyat yang menderita kanker paru paru.
Jadi, kalau dilihat secara kasarnya (tanpa perhitungan ekonomi yang detail), lebih banyak ruginya ketimbang untungnya. Sekedar sebagai informasi tambahan, penyakit paru-paru adalah penyakit penyebab kematian nomor 3 di Amerika Serikat dengan total penduduk sekitar 280 juta jiwa, dan setiap tahun ada sekitar 335.000 orang meninggal karena sakit paru paru dan ada sekitar 30 juta orang yang menderita sakit paru paru kronis. Biaya untuk menanggulangi penyakit pneumonia, influenza, kondisi pernapasan akut, dan asthma adalah 34.2 milyar dollar pertahunnya, atau 324.900 milyar rupiah dengan nilai tukar US$1.00=Rp.9500.00. Angka didalam rupiah ini mungkin tidak 100 prosen tepat, tetapi paling tidak cukup mendekati, karena banyak obat obatan dan alat alat pengobatan yang diproduksi masih mengandung banyak komponen impor yang dinilai didalam dollar. Disamping itu jumlah penderita penyakit yang sama di Indonesia kemungkinan besar jumlahnya lebih besar dari jumlah penderita penyakit yang sama di Amerika Serikat.
Bagaimana kita
mengatasi masalah kita bersama ini?
Masalah
lingkungan sebenarnya bukanlah masalah yang kompleks kalau kita mau memperhatikannya
semenjak dini. Kalau kita ambil contoh sebuah rumah tangga, masalah lingkungan
ini mirip seperti bagaimana kita merawat rumah tangga kita, lantai disapu dan
di pel, yang pakai karpet lantainya di vakum. Pakaian sehari hari dicuci, mandi
tiap pagi dan sore, sikat gigi. Air ledeng kalau tidak perlu dipakai dimatikan,
lampu listrik kalau tidak dipakai dimatikan. Semua ini kita biasa lakukan
dirumah, dan kalau kita lakukan setiap hari, lama lama menjadi kebiasaan yang
baik. Coba bayangkan kalau kita tidak menjalankan kebiasaan baik ini, setelah
satu tahun, bagaimana keadaan rumah kita, bagaimana dengan kesehatan kita?
Berapa biaya yang kita harus keluarkan untuk memperbaiki rumah yang rusak dan
badan yang sakit? Sekali lagi, ini hanya sekedar contoh, kami percaya bahwa
para pembaca yang budiman sudah pasti sudah menjalankan ini semua. Sekarang
bagaimana dengan sebuah negara yang terdiri dari kumpulan rumah tangga kita
ini. Tentunya persoalan tidak sesederhana seperti sebuah rumah tangga. Didalam tulisan ini ada beberapa usulan (yang mungkin sebahagian sudah dilaksanakan). Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan kita ada beberapa jalan yang perlu kita jalankan semua secara simultan.
Jalan jalan tersebut yaitu melalui:
4.1. Jalur Pendidikan
4.2. Perundang undangan
4.3. Pelaksanaan Undang Undang
4.4. Teknologi
Jalur Pendidikan
Pendidikan
dapat dilakukan didalam jalur informal (didalam rumah tangga dan tempat tempat
ibadah) dan jalur formal melalui sistim sekolah yang dimulai dari Taman Kanak
Kanak sampai dengan Universitas. Melalui penjelasan penjelasan yang diberikan
oleh Kantor Kantor Lingkungan kepada komunitas setempat. Misalnya penjelasan
mengenai akibat dari gas beracun seperti dioksin, furan, PM10, dll. kepada
kesehatan manusia terutama sakit pernapasan. Berapa besar biaya yang
dikeluarkan pemerintah untuk merawat rakyat yang sakit pernapasan, dan berapa
besar sebuah rumah tangga harus mengeluarkan biaya untuk mengobati sakit
pernapasan. Semenjak kecil anak anak diajarkan dirumahnya maupun disekolah
untuk cinta lingkungan dan sadar lingkungan, melalui peragaan, film film, dan
yang terutama ialah orang tua memberikan contoh yang baik kepada anak anak
didalam rumah tangganya masing masing.
Perundang
undangan
Kelihatannya
kita sudah mempunyai undang undang yang cukup lumayan lengkap. Misalnya Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab III, Pasal 7, Ayat 1 mengatakan "Setiap
orang yang menjalankan suatu bidang usaha wajib memelihara kelestarian
kemampuan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan
yang berkesinambungan." Yang dimaksudkan dengan `bidang usaha' disini
tidak harus selalu orang yang menjalankan usaha industri, sebuah rumah
tanggapun bisa dimasukkan kedalam kategori sebuah usaha rumah tangga. Karena
ada orang tua dan anak anak, usaha rumah tangga adalah usaha untuk menghidupkan
rumah tangga, membesarkan, mendidik, menyekolahkan anak anak dlsb. Untuk ini semua
diperlukan energi, dan hasil pembakaran energi menghasilkan polusi. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor KEP-02/MENKLH/I/1988 Tanggal 19 Januari 1988, kita juga sudah mempunyai batasan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Udara Emisi. Didalam hal ini baku mutu udara emisi tidak harus selalu diterapkan kepada industri saja, bisa juga diterapkan kepada industri rumah tangga. Apabila sebuah rumah tangga memproduksi polusi dalam jumlah yang kelihatan kecil padahal cukup berarti, maka untuk ribuan rumah tangga akan menimbulkan polusi yang cukup berarti bagi lingkungan rumah tangga tersebut.
Pelaksanaan
Undang Undang
Akibat Pembakaran sampah Terhadap KesehatanDari berita berita dibeberapa surat kabar terlihat bahwa masih banyak pelanggaran undang undang lingkungan dan juga pelanggaran perijinan lingkungan. Dengan keterbukaan pers dimasa reformasi ini, sekarang kita bisa membaca/mendengar tentang masih banyaknya industri yang belum terlalu sadar lingkungan. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga bisa kita lihat dari 10 penyakit terbesar sakit pernapasan menduduki peringkat ke-5 (13% dari populasi) sesudah sakit infeksi kulit, demam (fever), scabies, dan diarrhea. Ada kira kira 27 juta rakyat Indonesia yang mengalami penderitaan sakit pernapasan dikarenakan polusi udara. Polusi udara terjadi karena asap buangan idustri, kebakaran hutan secara sengaja dan tidak sengaja, dan juga sistim ventilasi udara didalam rumah tangga yang kurang baik. Sebuah contoh yaitu polusi udara yang ditimbulkan oleh pabrik semen yang berlokasi di Cibinong.
Teknologi
Melalui
teknologi kemungkinan masalah lingkungan yang kita hadapi bisa diselesaikan
dengan lebih cepat lagi. Tetapi tentunya teknologi membutuhkan biaya.
Diperbanyaknya pemasangan alat alat incinerator sampah disetiap daerah. Ada teknologi yang kita tidak harus impor dari luar negeri. Kita bisa buat sendiri dan tentunya akan memakan biaya lebih kecil daripada impor dari luar negeri. Misalnya tungku masak yang masih banyak dipakai oleh rumah tangga rumah tangga bisa di desain supaya polusinya lebih kecil dan panasnya lebih efisien (tidak terbuang percuma) dan bahan bakarnya dibuat dari coal bricket. Disediakan tempat tempat sampah dengan kotak yang terpisah pisah untuk bahan kertas, plastik, aluminium, dan sampah makanan. Diperbanyaknya tanda tanda serta simbol simbol diberbagai tempat keramaian agar supaya masyarakat menyayangi lingkungannya. Dilakukan pencatatan rutin dibanyak lokasi setiap tahunnya, misalnya pencatatan kadar asap atau debu dan zat zat lainnya diudara (biasanya PM10 atau PM2.5, CO2, SO2, NOx, Timah Hitam/timbal/lead). Nanti akan terlihat setelah beberapa tahun akan ada penurunan yang berarti bahwa program pembersihan lingkungan berhasil. Disurat surat kabar diberitakan, misalnya tahun 2000 polusi udara dari sebuah daerah atau kota melebihi ambang batas untuk sekian hari, dan tahun berikutnya mengalami penurunan yang berarti ada perbaikan lingkungan berkat hasil
program lingkungan. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai jangan membuang sampah sembarangan dan jangan membakar sampah sembarangan, pendidikan masalah lingkungan kepada anak anak disekolah serta usaha lainnya.
Ada pencatatan rutin dari tahun ketahun mengenai jumlah penduduk yang terserang sakit pernafasan. Apakah jumlah penduduk yang terserang sakit pernafasan berkurang setiap tahunnya atau bertambah. Dari sini kita bisa melihat apakah program penurunan polusi udara berhasil atau tidak.
Kesimpulan
Masalah
lingkungan adalah masalah kita bersama yang kita harus jaga kebersihan dan kesehatannya.
Melalui perawatan rutin hari lepas hari, biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih
kecil dari pada menunggu sampai lingkungan kita rusak parah dan akan memakan
biaya yang besar sekali. Mengelola lingkungan dengan mengatur diri sendiri
melalui kesadaran yang diperoleh dari jalur pendidikan dirumah dan dimasyarakat
memberi hasil yang lebih baik dari pada sistim command-and-control karena
aparat hukum yang masih sarat dengan KKN. Mudah mudahan tulisan sederhana ini bisa membuat kita semakin mencintai lingkungan kita.
Akibat Pembakaran sampah Terhadap Kesehatan
Sumber Pustaka:
(1) Kantor Environmental Protection Agency Amerika Serikat
(US-EPA)
(2) Environmental News Service
(3) Guntingan guntingan berita dari harian harian Indonesia
Source : http://www.jakartafire.net/berita /index.php?act=detil&idb=581
loading...
0 comments:
Post a Comment