Dengan kebencian..
.
Hasrat, ambisi, nafsu. Tiga mengendalikanmu. Kau punya keinginan, dan bagimu itu wajib dicapaikan. Ketika tak berhasil, kau jadi cari pembenaran, bahwa segala versi kebenaran harus tunduk pada keinginanmu, termasuk aturan dan takdir Tuhan.
.
Kau jadi menantang-nantang. Oceh makian, serapah pelaknatan, kalimat penuh dendam, itu yang kau suarakan. Hari demi hari, di dalam batin, pada bibir, dan mengalir deras dari jempol dan telunjukmu. Seketika kau merasa paling paham mengenai duduk persoalan, seketika itu juga kau merasa sangat pantas duduk menjadi dua: penuntut dan juga hakimnya.
.
Dengan kebencian kau menatap matahari dan bulan juga bintang. Kau minta awan pergi ketika kau jemur pakaian, dan kau perintahkan awan bawa hujan ketika kau kepanasan. Padahal kau tak miliki angin, kekuasaanmu bahkan tak mencakup rasa gatal ketika nyamuk menggigiti lenganmu.
.
Entah masa lalu apa dalam sejarah yang selalu menghantuimu hingga kau kian paranoid hari ke hari. Terhadap hal yang belum terjadi kau hendak mengompol di celana. Lantas karena ketakutan luar biasa itu juga kau jadi luar biasa pula meluapkan kemarahan. Orangtua bilang, "Orang yang marah adalah orang yang pengecut penakut, ia sangat takutkan akan malu, ia sangat takut kalah, ia sangat takut jika terancam, ia takut takdirnya datang". Dan daripadamu, aku percaya omongan itu..
.
Hasrat, ambisi, nafsu. Tiga mengendalikanmu. Kau punya keinginan, dan bagimu itu wajib dicapaikan. Ketika tak berhasil, kau jadi cari pembenaran, bahwa segala versi kebenaran harus tunduk pada keinginanmu, termasuk aturan dan takdir Tuhan.
.
Kau jadi menantang-nantang. Oceh makian, serapah pelaknatan, kalimat penuh dendam, itu yang kau suarakan. Hari demi hari, di dalam batin, pada bibir, dan mengalir deras dari jempol dan telunjukmu. Seketika kau merasa paling paham mengenai duduk persoalan, seketika itu juga kau merasa sangat pantas duduk menjadi dua: penuntut dan juga hakimnya.
.
Dengan kebencian kau menatap matahari dan bulan juga bintang. Kau minta awan pergi ketika kau jemur pakaian, dan kau perintahkan awan bawa hujan ketika kau kepanasan. Padahal kau tak miliki angin, kekuasaanmu bahkan tak mencakup rasa gatal ketika nyamuk menggigiti lenganmu.
.
Entah masa lalu apa dalam sejarah yang selalu menghantuimu hingga kau kian paranoid hari ke hari. Terhadap hal yang belum terjadi kau hendak mengompol di celana. Lantas karena ketakutan luar biasa itu juga kau jadi luar biasa pula meluapkan kemarahan. Orangtua bilang, "Orang yang marah adalah orang yang pengecut penakut, ia sangat takutkan akan malu, ia sangat takut kalah, ia sangat takut jika terancam, ia takut takdirnya datang". Dan daripadamu, aku percaya omongan itu..
***
loading...
0 comments:
Post a Comment